Home PATI Budaya Topeng Malangan
Budaya Topeng Malangan
Rafli Syaifullah July 17, 2018 0
Beberapa Karakter tokoh dalam topeng malangan
Pada topeng Malang, tokoh topeng Klana, biasanya diidentifikasikan dengan mata bulat, hidung empok, gigi bagian atas tampak, dan berwarna merah. Karakternya adigang-adigung, agresif, keras, lugas dan tegas.
Tokoh topeng Panji, diidentifikasikan dengan mata sipit, hidung mancung kebawah, gigi bagian atas tampak dan berwarna hijau. Karakternya suka bertapa,sakti, bijak dan baik budi.
Tokoh topeng Punakawan, diidentifikasikan dengan topeng tidak menutupi seluruh wajah, hanya separuh wajah dan berwarna putih. Karakternya lucu, cuek, dan bijaksana.
Tokoh topeng Putri, diidentifikasikan dengan mata sipit, hidung mancung ke bawah, gigi tidak tampak dan berwarna putih. Karakternya, lembut ,rendah hati dan feminim.
Tokoh topeng Gunungsari, diidentifikasikan dengan mata sipit, hidung mancung kebawah, bibir tipis dan berwarna putih. Karakternya rendah hati, lembut dan agak feminim.
Tokoh topeng Sekartaji, diidentifikasikan dengan mata sipit, hidung mancung, bibir tipis dan berwarna putih. Karakternya, lembut, rendah hati dan feminin.
Tokoh topeng Ragil Kuning, diidentifikasikan dengan mata sipit, hidung mancung, gigi tidak tampak dan berwarna kuning. Karakternya lembut ,tegas dan pemberani.
Tokoh topeng Bapang, diidentifikasikan dengan mata besar, hidung besar ,gigi tampak atas dan berwarna merah. Karakternya sombong dan licik.
Jika dahulu topeng terbuat dari batu bahkan emas dan logam lain, saat ini bahan dasar dalam pembuatan topeng adalah kayu. Kayu yang dipilih berasal dari pohon dengan spesifikasi khusus. Adapun peralatan yang dipergunakan untuk membuat topeng malang adalah gergaji, patuk lajeng, tatah, pengot, cat, kuas dan amplas. Gergaji digunakan untuk memotong kayu menjadi gelondongan. Patuk-lajeng digunakan untuk membuat bakalan/pola. Tatah digunakan untuk mengukir dan melubangi (lekuk-lekuk topeng), misalnya untuk membentuk mata, hidung maupun ukiran lain. Pengot digunakan untuk membentuk semuanya, yaitu membentuk karakter dan mengukir. Amplas digunakan untuk menghaluskan topeng agar ketika dicat mendapatkan hasil yang bagus. Cat dan kuas digunakan untuk proses finishing, yaitu memberi pewarnaan pada topeng sesuai dengan karakter tokoh topeng. Dalam proses penciptaan topeng Malangan, pembuatnya tidak menciptakan sendiri wajah atau bentuk topeng, melainkan meniru atau mencontoh bentuk topeng yang sudah ada. Para pengukir topeng Malangan pada umumnya adalah seniman yang memiliki kepiawaian tidak hanya sebagai pengukir topeng saja melainkan juga penari topeng, bahkan ada juga sebagai dalang. Kemampuan membuat topeng Malangan biasanya didapatkan secara turun-temurun.
Tahap pertama dalam pembuatan topeng adalah memilih jenis kayu yang cukup tua agar saat diukir atau diraut tidak rusak karena memiliki struktur kayu yang lebih kuat. Kayu dipotong-potong gelondongan memanjang kurang lebih 20 sentimeter sesuai dengan ukuran topeng pada umumnya. Tahapan ini biasa disebut membuat bakalan. Bakalan kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan di bawah pohon atau di bawah atap. Masing masing potongan kayu kemudian dibuat pola atau digambar sebelum diukir serta dilubangi sesuai bentuknya. Pertama adalah membuat hidung, kelopak mata, baru kemudian mulut, disesuaikan dengan karakternya. Kemudian kayu digosok menggunakan amplas. Masuk pada tahap finishing, topeng yang sudah halus dicat atau diwarnai. Dalam pewarnaan topeng, dahulu menggunakan pewarna alami tradisional. Untuk warna putih menggunakan bubuk batu kapur/gamping atau injet. Warna merah menggunakan bunga sumbo keling atau pupus daun jati. Warna hijau dan biru berasal dari daun koro, sedangkan warna kuning dibuat dari kunyit. Warna hitam dari arang yang ditumbuk dan dicampur dengan minyak kelapa. Bahan pewarna tradisional tersebut memiliki kelebihan karena tidak mudah kotor kena debu atau keringat, dan mampu menampilkan ekspresi yang kuat.
Pada perkembangannya, ada beberapa perubahan pada topeng Malangan salah satunya dari segi fungsi. Dahulu topeng memiliki makna religius namun saat ini topeng Malangan banyak difungsikan sebagai bagian dari seni dan budaya. Topeng Malangan menjadi kompenen yang wajib ada dalam tari topeng maupun lakon wayang topeng Malang. Wayang topeng Malang biasanya mengangkat lakon panji. Saat ini topeng diproduksi bukan hanya untuk kebutuhan seni pertunjukkan saja tetapi juga untuk dipasarkan sebagai sovenir khas Malang dengan berbagai ukuran.
Karimoen, atau yang dahulu akrab disapa mbah Mun sebagai seorang maestro topeng Malang adalah seniman pembuat sekaligus penari wayang topeng Malang. Beliau dihormati sebagai seniman topeng Malang yang telah menghidupkan, melestarikan, dan mewariskan topeng Malang, tidak hanya kepada anak keturunannya saja tetapi juga pada masyarakat lingkungan sekitarnya. Berkat kegigihan beliau untuk melestarikan topeng Malang, berdirilah sanggar Asmorobangun di Dusun Kedungmonggo. Keberadaan sanggar ini masih eksis hingga saat ini merupakan jejak karya budaya sang maestro.
Kini setelah sepeninggal Mbah Mun ketokohannya diteruskan oleh Suroso dan Tri Handoyo yang terus berupaya untuk tetap melestarikan dan mengembangkan topeng Malang. Hampir setiap hari selalu ada aktifitas di sanggar untuk membuat topeng Malang. Setiap satu bulan sekali, tepatnya malam Senin Legi, rutin digelar pertunjukkan wayang topeng Malang.
Topeng malang merupakan identitas masyarakat Kedungmonggo, selain berfungsi sebagai sarana ritual, topeng malang kedungmonggo juga memiliki fungsi ekonomi. Hal ini dapat dilihat dengan aktifitas perajin topeng saat ini. Mereka tidak hanya membuat topeng untuk keperluan ritual atau pergelaran saja, melainkan juga memproduksi topeng Malang untuk pesanan sebagai sovenir dengan berbagai ukuran dan bentuk. Fungsi sosial dari topeng Malang juga terlihat ketika digunakan dalam wayang topeng untuk memeriahkan sebuah hajatan yang bersifat kekerabatan, gotong-royong, dan kebersamaan. Topeng Malang merupakan kesenian peninggalan nenek moyang yang tumbuh dan hidup di lingkungan masyarakat Malang. Selain berfungsi sebagai hiburan, kesenian ini sarat dengan nilai-nilai luhur yang merupakan aset bangsa yang perlu dilestarikan.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment